Merayu dan Bertindak Lemah Lembut Terhadap Istri

Diposting oleh Cerita Pasutri on Rabu, 07 September 2011

Beberapa suami mengira bahwa tugasnya hanyalah mendatangkan makanan dan minuman semata (bekerja mencari nafkah). Hanya sisi materi semata. Dia melupakan sisi kejiwaan, dalam kehidupan suami istri. Dia melupakan untuk merayu istrinya demi mendapatkan cintanya. Dia melupakan untuk mencandai, mengajaknya tertawa, menghibur diri dengannya dan lain-lain. Sementara hal itu sangat penting dalam kehidupan suami istri, dan termasuk hal yang mengokohkan pilar dan kelanggengan cinta antara suami istri.

Walaupun Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam mempunyai urusan-urusan dakwah yang memberatkan, seolah-olah membawa gunung dan mempunyai urusan kenegaraan, karena kedudukannya sebagai kepala Negara, di Madinah, dan Makkah setelah penaklukannya, semestinya tidak mempunyai waktu luang untuk merayu istrinya dan menghibur diri darinya. Akan tetapi beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam tidak melupakan sisi perasaan dan hiburan dalam kehidupan suami istri tersebut.
Khususnya terhadap istrinya yang gadis kecil, berusia muda, ‘A’isyah radiyallahu ‘anha. Oleh karenanya sering kali Beliau merayu dan mengajaknya bermain. Terkadang Beliau berlomba (lari).  Lalu ‘A’isyah mengalahkannya pada kali yang pertama. Dan pada waktu berikutnya Nabi mengalahkannya. Lalu Beliau bersabda, “ Ini (untuk membalas) yang terdahulu.” (Riwayat ini bersumber dari Abu Dawud, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah)

Terkadang dia memanggilnya untuk menyaksikan orang-orang Habasyah yang sedang bermain dengan tombak pendeknya di masjid. Dan dia pun menikmati, dengan melihat mereka sedang bermain. ‘A’isyah meriwayatkan dirinya dalam masalah ini dia berkata, “Demi Allah, saya melihat Nabi di pintu kamarku, sedangkan orang-orang Habasyah bermain dengan tombak di Masjid, Rasulullah menutupiku dengan selendangnya antara telinga dan pundaknya agar aku melihat permainan mereka. Kemudian dia berdiri untukku, supaya aku pergi, maka mereka memperlakukan dengan perlakuan Al-Jariyah (gadis kecil) yang berusia muda, yang berhasrat kepada permainan.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim dan lainnya)

Lalu bagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tidak menghargai hak istrinya, berkenaan dengan permainan yang dibolehkan, sedangkan Beliau bersabda:
Segala sesuatu yang digunakan untuk bermain-main oleh anak cucu Adam adalah bathil, kecuali tiga perkara: Anak panah yang dilontarkan dari busurnya, latihan yang diberikan pada kudanya dan cumbu rayu kepada keluarganya, hal tersebut adalah haq.” ( Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani )

Sementara dia yang mengatakan kepada jabir bin ‘Abdullah, ketika dia menanyakan istrinya, “Siapakah dia gadis atau janda?. Jabir menjawab, “Janda.” Lalu Nabi membalasnya dengan memotivasinya untuk menikahi gadis, seraya berkata,”Mengapa bukan gadis, anda mencandainya dan dia pun mencandaimu.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim dan lainnya)

Sungguh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam membiarkan anak-anak perempuan masuk menemui ‘A’isyah, mereka bermain-main bersamanya. Dia mempunyai kuda-kudaan yang dipergunakan untuk bermain. Pada kuda-kudaan ini terdapat dua sayap.

Kunci Suami Sukses yang kedua.

Adil Fathi Abdullah

{ 1 komentar... read them below or add one }

grandchief mengatakan...

Hebat semua ada bagiannya masing-masing ya :D

Posting Komentar

Anda ingin mengapresiasi tulisan dengan tanggapan, kritik dan saran? Silakan tinggalkan komentar anda di bawah ini. Pilih option Name and URL supaya anda lebih mudah dalam berkomentar. No Moderation!! Terima kasih